MENABUNG BEBAN Artikel Motivasi

MENABUNG BEBAN
Artikel Motivasi

Cerita Motivasi Kerja dan Inspirasi MENABUNG BEBAN ini semoga bermanfaat. Gunakan sebagai warming up agar peserta tersadarkan tentang pentingnya bersegera menyelesaikan tugas. Artikel cerita motivasi dan isnpirasi berikut ditulis oleh Ustadz Dedik Widianto.

MENABUNG BEBAN

Oleh Dedik Widianto

Beban menggelembung semakin besar. Hingga kita harus berkali-kali berhenti untuk menhela nafas merasakan letih yang tidak terkira. Meski ternyata beban itu adalah simpanan dari masalah-masalah kita.

Sadarkah kita bila menunda pekerjaan adalah menabung beban, maka kita harus menyelesaikannya dengan bekerja tuntas. Tanpa menyisakan sedikitpun.
Kita harus mengakui bahwa kita menganggap satu itu nol, kecil itu tidak ada dan sedikit adalah kosong. Kita tidak pernah memikirkan sesuatu yang kecil dan menyisakannya bagaikan butiran-butiran nasi yang kita sisakan diatas tumpukan piring dan berpindah pada piring yang berisi gunungan nasi.
Memang apalah arti sebiji nasi diantara semeja nasi, apalah arti uang sekeping diantara ribuan keping.
Kita mengangapnya remeh, mengangapnya tidak berharga, meski kita akan mencarinya setelah semua tidak ada.
Kita tidak mungkin tersandung gunung, tetapi sangat mungkin tergelincir oleh kerikil, maka jangan meremehkan yang kecil, karena yang besar itu berawal dari yang kecil.

Ketika saya menulis ini, saya masih berusia 22 tahun, belum genap satu bulan setelah tanggal lima belas, namun kebiasaan saya masih terus berulang. Memang saya kurang pemerhati terhadap hal-hal kecil, seperti halnya penampilan dan hal-hal yang lain. Tentunya saya bisa mengatakan bekerja dengan tuntas akan membuat anda bahagia, jelas anda akan tau darimana asal muasalnya.
Suatu hari setelah melewati hari yang mengembirakan (karena saya telah membahagiaankan orang lain yang tentunya banyak jumlahnya) saya meletakan sebuah kamera dikursi. Saya berlalu setelah mempertimbangkan dengan sekilas akan keamanan barang terasebut.
Dua jam kemudian saya kembali dan mendapati kamera digital itu telah raib, hilang tak tahu dimana rimbanya. Saat ini jelas saya khawatir, kehilangan satu buah kamera bisa membuat saat berkeja tanpa gaji selama berbulan-bulan.
Hal ini sangat membuat saya tidak bahagia, dalam hati saya menyumpahi sikap ceroboh saya. Dan berjaji akan lebih hati-hati jika saya kembali menemukannya. Saya berusaha sekuat tenaga, mencoba menghubungi semua orang yang saya temui. Mereka hanya menjawab singkat atau sekedar menggelengkan kepala. Sikap kawan saya membuat saya harus memengang erat kepala saya, menahan laju emosi yang semakin tak terkendali. Bicara saya mulai ngawur, dan mungkin sesekali harus melukai hati sahabat saya.
Hingga akhirnya saya dipuaskan dengan jawaban salah seorang sahabat yang telah mengembalikan kepada tempatnya.
saya tidak melakukan hal yang besar. Saya tidak meletakan sesuatu pada tempatnya. Itu adalah kesalah yang kecil. Kesalahan yang dalam kitab hukumpun tidak akan mendapatakan pidana. Saya hanya meletakan sesuatu diatas kursi.
Namun saya tersadar, setelah barang itu tidak ada, seakan dunia saya terguncang. Saya merasa memikul berat dunia dipundak saya, membuat saya harus berburuk sangka kepada sahabat saya, saya melakukan kegiatan yang tidak efektif selama berjam-jam hanya untuk mencari benda yang jelas-jelas tidak berada pada tempatnya.
Mungkin kita pernah melakukannya pada suatu waktu yang dulu, namun mari kembali berjanji dengan saya, bahwa kita tidak akan melakukannya lagi suatu nanti. Karena anda bisa tidak bahagia karenannya.

0 Response to "MENABUNG BEBAN Artikel Motivasi "

Post a Comment