(Artikel motivasi) HANYA MENDENGAR


  HANYA MENDENGAR

oleh Dedik Widianto
Seorang ibu muda mendapatkan laporan, bahwa anak pertamanya tidak membawa buku catatan ke sekolah. Ia juga mengisi ulangan harian dengan tulisan yang aneh. Ia mengisi setiap soal dengan satu huruf saja dengan pensil berwarna. Pada nomor satu ia mengisikan huruf ‘H’ besar dengan warna hijau dan dituliskan pula di nomor-nomor yang lain. hingga gurunya hanya memberikan nilai 0 pada ujiannya kali ini.

google.com
Si ibu menyengaja pulang lebih awal, berniat memarahi anaknya yang akhir-akhir ini bertingkah aneh. Mungkin ia akan tumbuh menjadi anak yang nakal, pikirnya.
Sesampai dirumah, sang anak dimarahinya habis-habisan, ia mengambil lembar soal dari tangan anaknnya dan memastikan kebenaran yang disampaikan oleh gurunya dengan melihat nilainya. Dan ternyata benar, nilai 0 dengan catatan merah menyertainya. Maka dengan amarah yang meluap-luap sang ibu menumpahkan segala kekesalannya dengan memukulkan benda-benda apa saja yang ditemuinya. Sehingga sang anak menangis tersedu-sedu. Setelah puas memukul ia menumpahkan kekesalannya dengan kata-kata makian yang menjatuhkan.
Ia pun menyuruh anaknya untuk masuk kamar. Didalam kamar sang anak masih menangis terisak-isak.
Ketika menjelang tidur, sang ibu tanpa segaja memandang kalendernya. Dibulan itu ada satu hari yang ia lingkari, dan itu adalah hari ulang tahunnya. Hari berbahagia dan beberapa ucapan melalui pesan singkat sedikit membuat hatinya senang. Namun ia tidak habis fikir mengapa dihari itu sang anak justru membuat banyak sekali masalah.
Ditengah perenungannya, ia mengambil kembali kertas ulangan dan mencoba mengecek seberapa sulit soal itu  hingga sang anak yang bisa mendapatkan nilai sempurna sama sekali tidak mendapatkan mengerjakannya.
Setelah mencermati soal dengan benar, ia semakin heran. Soal-soal ini jauh lebih mudah dari soal-soal sebelumnya. Kemudian sang ibu berpindah ke jawaban yang ditulis sang anak. Ia menuliskan huruf-huruf itu begitu indah, sang ibu merasa bangga terhadap bakat anaknya namun hasil kali ini sama sekali tidak membanggakan,
Setelah lama mengamati dia merasa aneh sendiri, ia terus membolak-balik kertas ujian anaknya. Hingga dari celah-celah matanya mengalir air mata.
Sekarang ia sadar bahwa sang anak sengaja tidak mengisi butir-butir soal dengan jawaban. Ia mengisinya dengan satu-satu huruf untuk menyusun 1 kalimat cinta.
HAPPY BIRTHDAY FOR MOM!
Ia menuju ke kamar anaknya yang terlelap tidur dengan bekas air mata dipipi. Disamping tergeletak secarik kertas bertuliskan sesuaut.
Untuk ibuku tersayang.
Maaf untuk nilai 0 kemarin. Mama  selalu berangkat sebelum aku bangun dan pulang setelah tidur. Sudah sekian surat aku buat, namun mama tak  juga membacanya. Maka kutuliskan saja pesan di lembar jawabku.karena hanya itu yang selalu mama periksa. Aku tidak menyesal mendapatkan nilai 0, yang penting mama tahu, aku selalu sayang kepada mama. Selamat Ulang tahun ma, I Lovu U.
***
Jika diadakan tes (mungkin termasuk anda), jawablah secara spontan. Apa yang ada lakukan jika mendengar pasangan setia (ibarat hidup dan mati) anda berselingkuh dengan orang lain. maka delapan dari sepuluh orang yang ditanya (mungkin termasuk anda menjawab). Memukul, meneror, memutuskannya, menganiyaya, mencampakannya dan hal-hal buruk seakan memang pantas dilakukan. Dan jawaban yang terdengar manusiawi adalah mendiamkannya.
Itulah jawaban paling terjujur dan respon langsung dari seseorang. Wajar namun orang besar tidak tinggal dalam batasan kewajaran. Jika kita mau mencermati pertanyaannya, ada kata mendengar. Apa yang kita tanggapi adalah sesuatu yang masih berupa data dan kita menangkapnya sebagai fakta.
Kebanyakan dari kita berlaku sembrono dengan melakukan tanggapan dan tindakan untuk sesuatu yang sekedar kita dengar. Dan hanya dua dari sepuluh orang yang menjawab, mencari penjelesan atas apa yang mereka dengar.
Hal ini tidak terbatas pada masalah cinta saja dan berkembang lebih luas kepada masalah profesi, cara beragama dan tata cara bersosilisasi dengan orang lain. seorang ibu rumah tangga cenderung langsung melakukan tindakan kepada anak yang dikatakan nakal oleh orang lain, padahal kita tidak tahu apa maksud anak melakukannya. Sama halnya cerita diatas. Munkin kita tidak akan menemukan apa yang kita harapkan dari seseorang, karena dengan sikap kita, kita telah menghalangi seseorang untuk memberikan sesuatu kepada kita.
Kita ingin orang lain sayang kepada kita, namun kita menolak cara  mereka mengungkapkan sayang kepada kita. Kita malah menjahui teman-teman yang berbaik hati, untuk mengingatkan kesalahan-kesalahan dan berkata tegas untuk sesuatu yang memang tidak pantas kita lakukan.
Hakim memiliki kesamaan dengan penjahat atau mavia. Kedua-duanya bisa memutuskan mana yang selamat dan mana yang mendapatkan hukuman. Namun yang membedakan kedua-duanya adalah, hakim juga mau mendengarkan pembelaan dari tersangka dan berfikir terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menyatakan, siapa yang benar dan siapa yang salah.

0 Response to "(Artikel motivasi) HANYA MENDENGAR"

Post a Comment